Rabu, 04 Agustus 2010

Daging Ikan Dapat Mencegah Penyakit


Ikan adalah mahluk vertebrata (bertulang lunak) yang hidup di air. Sekarang ini diperkirakn ada sekitar 30.000 spesies ikan. Mayoritas hidup di laut, dan sebagian lainnya hidup di air tawar seperti danau, sungai, atau kolam. Sebenarnya, ikan mulai dibudidayakan sejak 4000 tahun lalu. Budi daya ikan secara modern pertamakali dilakukan di Jerman, yakni ikan trout pada 1733. Setelah itu, ikan lain-pun mulai dibudidayakan diantaranya ikan salmon. Mulai serius dibudidayakan oleh manusia ketika memasuki abad 20, karena disadari populasi ikan di dunia mulai mengalami penurunan gara-gara penangkapan ikan yang berlebihan, polusi serta pembangunan industri.

Keunggulan daging ikan

Dibanding daging sapi, kambing, atau daging hewan lainnya, ikan punya banyak keunggulan atau kelebihan. Dagingnya lebih empuk dan gampang dimasak. Karena jaringan penghubung antara otot pada ikan hanya ada 3%. Serabut ototnya pun lebih pendek, sehingga lebih mudah dikunyah dibading daging sapi, kambing atau lainnya. Jumlah lemak pada ikan tidak sebanyak lemak daging. Hal ini jadi memudahkan dalam pencernaan. Karena itu meskipun telah memakan ikan, orang mudah kembali merasa lapar. Lemak yang terdapat dalam ikan mengandung asam lemak tak jenuh omega 3 yang sangat baik bagi kesehatan. Asam lemak tak jenuh omega 3 sangat baik untuk mencegah penyakit degeneratif, seperti jantung koroner, tekanan darah tinggi, stroke, dan kanker. Sering mengkonsumsi ikan dapat membantu menghambat terjadinya arteroskerosis (penyumbatan pembuluh darah). Kajian epidemiologis mengungkapkan bahwa bangsa Eskimo yang rata-rata mengkonsumsi ikan 300–400 gram per hari jauh dari penyakit jantung. Sementara pada daging sapi atau lainnya lebih banyak mengandung asam lemak jenuh. Para ahli gizi juga sepakat bahwa asam lemak omega 3 dan omega 6 yang terdapat dalam ikan dan produk olahannya (termasuk minyak ikan) punya peranan penting dalam peningkatan kecerdasan anak. Untuk membentuk perkembangan otak janin dalam kandungan, ibu-ibu yang sedang hamil sangat dianjurkan untuk lebih banyak mengkonsumsi ikan. Fase cepat tumbuh otak janin terjai pada usia kehamilan 20 – 36 minggu. Pada periode tersebut ibu hamil sebaiknya banyak mengkonsumsi ikan laut. Ikan juga mengandung protein sekitar 17%. Protein ikan memiliki komposisi dan kadar asam amino esensial (asam amino yang penting bagi tubuh, tapi tak bisa diproduksi oleh tubuh). Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahawa mutu protein ikan setingkat dengan mutu protein daging, sedikit dibawah mutu protein telur, dan diatas protein serelia dan kacang-kacangan. Asam amino dalam protein ikan dapat meningkatkan mutu protein pangan lainnya. Misalnya, beras memiliki kadar asam amino lisin rendah ( 3,7 % dari protein), tetapi ikan mengandung lisin tinggi (8,1%). Jadi mengkonsumsi nasi dan ikan bersama-sama akan bersifat komplementer atau saling melengkapi. Ikan olahan yang sudah dikeringkan umumnya mengandung protein lebih tinggi bila dibandingkan ikan segar. Hal ini karenakan proses pengeringan telah mengurangi kadar air sedemikan rupa, sehingga kandungan protein per 100 gram bahan menjadi lebih tinggi. Ikan-ikan segar apapun jenisnya, mengandung protein relatif sama sekitar 16–22%. Termasuk ikan patin yang kini kian populer. Khusus untuk ikan laut, umumnya kaya akan iodium. Kandungan iodiumnya mencapai 830 ug (mikro gram)/kg. Jika dibandingkan dengan iodium pada daging yang hanya 50 ug dan telur 93 ug. Akibatnya jika banyak mengkonsumsi ikan laut dapat mencegah penyakit gondok.

Gizi ikan dibandingkan telur dan daging (per 100 gram)

Jenis Ikan
Protein (gr)
Lemak (gr)
Zat besi (mg)

Bandeng
20,0
4,8
2,0
Gabus kering
58,0
4,0
1,0
Ikan Asin
42,0
1,5
2,5
Ikan Emas
16,0
2,0
2,0
Kembung
22,0
1,0
1,0
Kepiting
13,8
3,8
1,1
Kerang
8,0
1,1
3,1
Pindang banjar
28,0
4,2
1,0
Sarden
21,1
27,0
3,5
Teri kering
33,4
3,0
3,6
Telur ayam
12,8
11,5
2,7
Daging ayam
18,2
25,0
1,5
Daging sapi
18,8
14,0
2,8

Trik memilih ikan

Ikan segar :
a. Insang tidak kering, warnanya harus masih merah segar
b. Mata ikan terlihat penuh, agak menonjol dan bersinar
c. Kulit ikan mengkilat, masih kencang dan masih melekat dengan daging.
d. Bila ditekan dengan telunjuk tangan kembali kebentuk semula.
e. Sisik tampak mengkilat dikulit
f. Bagian perut ikan tidak bengkak atau kempis.
g. Belum ada bau yang kuat seperti sangat bau amis, bahkan bau busuk.
h. Ikan yang berbau lumpur bukan berarti ikan tersebut tidak segar. Mungkin saja karena ikan ditangkap di daerah yang berlumpur. Untuk menghilangkan bau lumpur, rendam ikan selama 1-2 jam dengan campuran air dan cuka (1-2 sendok teh)

Ikan segar potongan :
• Bentuk potongan padat
• Daging ikan masih tampak mengkilat
• Daging masih kenyal, bila ditekan kembali ke bentuk asal
• Tidak berbau amis yang menyengat, apabila berbau busuk.
• Daging masih melekat kuat pada tulangnya.
• Tidak menampakkan warna kecoklatan atau kekuningan. Daging tidak kering

Ikan beku :
1) Dagingnya betul-betul dalam keadaan beku dan masih dikemas dengan baik.
2) Dagingnya masih segar, padat dan mengkilat
3) Tidak memiliki bagian yang terlihat kering akibat kerusakan karena pendinginan.
4) Ikan beku yang telah dicairkan harus segera dimakan, jangan dibekukan kembali, karena akan mengurangi mutu, kecuali setelah diolah.

Mengolah ikan

Untuk memilih ikan yang baik disarankan membeli ikan yang masih hidup, atau masih terlihat segar. Lantas bersihkan dan beri bumbu untuk dimasak sesuai selera. Cara memasak yang lazim adalah digoreng, dibakar, atau dibumbui dan diberi kuah. Agar kadar lemak tidak meningkat, maka ketika menggoreng atau membakar ikan tak perlu diolesi mentega. Selain itu memasak ikan dengan membakar, mengukus, menumis, dan menggunakan microwave dapat mempertahankan kelembaban ikan dan menjaga kandungan gizinya. Agar cita rasanya terjaga, jangan memasak terlalu matang. Ikan kaleng dapat bertahan beberapa tahun tanpa mengalami kemunduran mutu yang berarti. Proses pengalengan yang tepat membuat ikan dapat bertahan selama beberapa bulan. Sebaliknya, ikan olahan tradisional seperti ikan asap, ikan asin, dan pindang cepat mengalami kerusakan mutu bila hanya disimpan dalam suhu kamar. Ikan pindang akan segera busuk dalam beberapa hari, sedangkan ikan asap dan ikan asin sangat peka terhadap serangan jamur dan bakteri. Sebaiknya, ikan yang anda simpan dalam keadaan beku adalah ikan hasil tangkapan sendiri, dengan begitu akan tahu berapa lama daya simpannya. Ikan yang akan disimpan, sebaiknya isi perutnya dibuang, karena bagian perut bisa menjadi sumber kontaminasi. Bila Anda memancing ikan di laut, danau, sungai, atau kolam, atau membeli ikan ditempat pelelangan ikan atau dipasar yang letaknya cukup jauh dari rumah, simpanlah ikan dalam cooler (wadah tahan dingin) selama perjalanan. Sebelumnya, bungkus ikan dengan kain basah yang telah diberi larutan cuka. Begitu nyampe di rumah, buang isi perutnya dan masak ikan dengan segera. - 15 Agustus 2007

Sumber :
Boedi Sawitri
http://ikm.depperin.go.id/PublikasiPromosi/KumpulanArtikel/tabid/67/articleType/ArticleView/articleId/22/Daging-Ikan-Dapat-Mencegah-Penyakit.aspx
6 September 2009

Sumber Gambar:
http://holidayplannerbali.files.wordpress.com/2008/12/seafood.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar